Terjebak Kesucian Hati
Aku yang tak
bisa melepaskan kenangan yang pernah tertulis dan membekas menjadi sebuah
kenangan di dalam hati maupun sanubari. Meski kini aku tau langkah ku
salah,namun kita melewati setiap resiko yang akan menjadi tanggung jawab kita
berdua. Sedikit tawa dalam singgahan kedua kursi yang terbaris di tengah
kerumunan pepohonan kala itu. Saling bertukar pendapat tentang lelucuan yang
sering di debatkan masa sebelum ketemu. Raut muka yang memilu serta anggun
caraku tersenyum menampik kata rindu ucapmu. Sentuhan tangan halusmu membuat ku
mengerti tentang keseriusanmu terhadapku. Tutur sapa lembutmu mengatakan Aku
Semakin Menyayangimu.
Selain
mengontrol nafsuku tuk sesegera memintamu tuk menjadi milikku kesadaranku dalam
hati. Tentang sebuah komitmen yang dulu
kita pernah ucap ingkar tak akan saling bersatu dalam ikatan yang belum di
ridhoiNya. Menopang janji terucap tuk saling menjaga satu sama lain dengan tidak menjadi satu. Aku
dengan keilhaman ku serta kamu dengan setumpuk kearifanmu.
Sempat
berfikir meski Alloh memang menciptakan kita untuk saling berpasang pasangan
serta untuk saling mengisi satu sama lain. Tetapi itu semua bukan untuk
sekarang,bukan untuk saat ini dan bukan untuk ketika kau mengucap Aku
Mencintamu apa adanya. Tak sepantasnya kita menyalahkan waktu yang terus
berdenting. Dengan waktu dan keadaan lah kita teruji dengan kehadiran
masing-masing.
Keyakinan
serta amunisi lah yang menguatkan. Saling mengingatkan bahwa kita berada pada
zona yang bukan seharusnya. Aku menjaga mu dari pandanganku begitupun
sebaliknya. Biarlah usaha kita di pertimbangkan oleh Alloh untuk serangkaian
doa yang kita panjatkan pada sepertiga malam sendiri serta sunyi,karena pada
saat itulah aku meminta dengan penuh manja kepadaNya agar kita di satukan dalam
apa-apa yang sudah di gariskan.
Terkadang aku
kesal pada diriku sendiri ketika aku berada dalam fikir jahiliyahku.
Menggebu-gebu untuk selalu mendapatkan sesuatu yang aku inginkan darimu.
Wa’allohualam Alloh lah yang membolak-balikkan hatiku. Pada pengharapan pula
terkadang aku di kecewakan,mungkin dengan cara seperti itu dapat menyadarkanku
bahwa Alloh cemburu serta menginginkan tuk kembali kepada jalan lurus
membentang.
Sebagian
dariku ku habiskan tuk selalu meminta ketenangan di saat ku merindukan mu
dengan selalu meminta saat ku gelar sajadahku di setiap sholat 5 waktuku.
Karena aku sadar hanya kesabaran dan sholatkulah yang menyelamatkanku saat ini.
Rasa cemas akan semua perihal buruk pun menjadi terabaikan.
Aku merasa
beruntung masih berada pada orang-orang yang selalu mengingatkanku akan jalanku
yang kadang membelok ke kanan dan kiri. Karena itu lah aku mengerti dengan
seperti itulah Alloh mengunci hatiku. Menutup dari demikian banyak penyakit
hati yang dapat membuat gelisah sendiri.
Komentar
Posting Komentar