Terjebak Kesucian Hati
Aku yang tak bisa melepaskan kenangan yang pernah tertulis dan membekas menjadi sebuah kenangan di dalam hati maupun sanubari. Meski kini aku tau langkah ku salah,namun kita melewati setiap resiko yang akan menjadi tanggung jawab kita berdua. Sedikit tawa dalam singgahan kedua kursi yang terbaris di tengah kerumunan pepohonan kala itu. Saling bertukar pendapat tentang lelucuan yang sering di debatkan masa sebelum ketemu. Raut muka yang memilu serta anggun caraku tersenyum menampik kata rindu ucapmu. Sentuhan tangan halusmu membuat ku mengerti tentang keseriusanmu terhadapku. Tutur sapa lembutmu mengatakan Aku Semakin Menyayangimu. Selain mengontrol nafsuku tuk sesegera memintamu tuk menjadi milikku kesadaranku dalam hati. Tentang sebuah komitmen yang dulu kita pernah ucap ingkar tak akan saling bersatu dalam ikatan yang belum di ridhoiNya. Menopang janji terucap tuk saling menjaga satu sama lain dengan tidak menjadi satu. Aku dengan keilhaman ku serta kamu dengan setumpuk kearif